INILAH.COM, Bandung - Dia memiliki cita-cita yang terhormat, yakni ingin meperlihatkan identitas Bangsa Indonesia lewat komik.
Dengan
keanekaragaman seni dan budaya, sebenarnya bangsa Indonesia mampu untuk
membuat komik sendiri yang dapat mewakili identitas bangsa Indonesia.
Begitulah sepenggal kalimat yang diucapkan Toni Masdiono, seorang
komikus.
Menurut dia, potensi untuk menciptakan komik sendiri
khususnya di nusantara sangat besar. Namun karena banyaknya komik yang
datang dari luar, membuat kreativitas komikus nusantara menjadi
terbatas. "Kita ini sebenarnya mampu bikin komik yang memiliki identitas
bangsa, namun anak muda lebih tertarik komik luar," ujar Toni kepada INILAH.COM, di tempat kerjanya di kawasan Sumber Hegar II No 2, Kota Bandung, belum lama ini.
Toni
juga sempat menceritakan awal dirinya terjun ke dunia komik.
Menurutnya, memang sejak kecil dia sudah tertarik dengan komik, terutama
komik-komik karangan RA Kosasih, Oerip dan Ardisoma. Kemudian, imbuh
dia, dirinya mencoba untuk membuat komik itu sendiri.
Tak hanya
secara otodidak, dikatakan Toni, untuk mendalami dunia komik dirinya pun
melanjutkan kuliah di ITB. Bahkan seusai menyelesaikan studinya di ITB,
karirnya sebagai komikus melejit. Hal itu terjadi setelah dirinya
menerbitkan buku yang berjudul 14 jurus membuat komik.
Bahkan
akibat diterbitkan buku tersebut, kata Toni, banyak orang yang ingin
bertemu langsung dengan dirinya, meskipun hanya sekedar berbagi
pengalaman mengenai komik. Selain itu, dirinya banyak tawaran menjadi
ilustrator di beberapa majalah ternama di Indonesia."Awal 1998 saya
bikin buku tersebut, responnya bagus sekali," ucap pria kelahiran Malang
25 Maret 1961 ini.
Kiprahnya sebagai seniman komik atau cergamis
membuatnya sering juga mendapat undangan dari Singapura untuk mengajar
di salah satu universitas. Bahkan salah satu pakar cerita gambar dari
negara Amerika, Prof. John Lent pernah memintanya untuk menjelaskan
tentang cergam di Filipina. "Saya di minta prof. John Lent untuk
menjelaskan cergam di Filipina," pungkasnya.
Toni juga mengaku
mempunyai cita-cita yang belum tercapai, yakni keinginannya utnuk
membuat komik bernuansa kampung. “Suasana perkampungan sering
menginspirasi saya saat membuat komik dan sejak dulu saya memang kurang
menyukai suasana hiruk pikuk perkotaan. Tetapi cita-cita membuat komik
itu belum tuntas,” ujar Toni.[jul]
Sumber
untuk kritik dan saran di follow twitter saya @andikeja
No comments:
Post a Comment