Cameraman Televisi
Cameraman News (pemberitaan)
Cameraman Produksi (musik, drama, Sports, talkshow, dll)
Cameraman Film
Ada perbedaan karakter dalam pengambilan gambar, misalkan: seorang Cameraman News lebih mementingkan moment atau informasi yang didapat daripada harus memikirkan keindahan gambar (beauty shots) seperti yang sangat diperhatikan oleh Cameraman buat Musik, Drama, dll. Itu hanya salah satu perbedaan dari berbagai macam karakteristik cameraman. Belum lagi banyak sekali jenis Camera di dunia ini yang tentunya ada perbedaan-perbedaan satu sama lainnya.
Meskipun ada perbedaan karakteristik dan banyaknya varian camera, pada dasarnya cara kerja camera sama. Untuk itu seorang Cameraman harus menguasai Dasar-dasar Fotografi.
Lho kok jadi Fotografi?… kan kita membahas Cameraman Video alias gambar yang dihasilkan bergerak tidak diam seperti foto?
Ya … antara Still Photo dan Video Camera pada dasarnya sama. Cuma gambar yang dihasilkan berbeda, yang satu gambar diam yang satu lagi gambar bergerak.
Bahasa Kamera
Bahasa kamera merupakan bahasa standar broadcast internasional. Jadi bahasa ini umum digunakan di stasiun televisi manapun. Shot Orang
VCU : Very close-up (shot muka, dari dahi ke dagu)
BCU : Big close-up (seluruh kepala)
CU : Close up (dari kepala sampai dada)
MCU : Medium close-up (dari kepala sampai
perut)
perut)
MS : Medium shot (seluruh badan sebelum kaki)
Knee : Knee Shoot (dari kepala hingga lutut)
Knee : Knee Shoot (dari kepala hingga lutut)
MLS : Medium long shot (keseluruhan badan)
LS : Long shot (keseluruhan, ¾ sampai 1/3 tinggi layar)
ELS : Extra long shot (XLS), long shot yang lebih ekstrim
Zoom In : Obyek seolah-olah mendekat ke kameraZoom Out : Obyek seolah-olah menjauh dari kamera
Pan Up : Kamera bergerak (mendongak) ke atas
Pan Down : Kamera bergerak ke bawah
Tilt Up : sama dengan pan up
Tilt Down : sama dengan pan downPan Kiri : Kamera bergeser ke kiri
Pan Kanan : Kamera bergeser ke kanan
Track In : Kamera track (bergerak) mendekat ke obyek
Track Out : Kamera track (bergerak) menjauh dari obyek
Dolly In : sama track in
Dolly Out : sama track out
Untuk jenis shot yang sering digunakan adalah :
- Long Shot atau Full Shot, keseluruhan
- Wide Shot atau Cover Shot, keseluruhan obyek dalam adegan
- Close Shot atau Tight Shot, kelihatan detail
- Shooting Groups of people, bisa single shot, two shot, three shot dst sebagai gambaran keseluruhan.
Jenis-jenis Kamera
Kamera Studio
Kamera jenis ini selain memiliki kemampuan tersendiri juga ada beberapa adjustment yang dikontrol, alat tersebut bernama camera control unit atau
lebih dikenal dengan CCU. Seperti system kamera jenis lainnya, kamera
studio bertumpu pada pelurusan sirkuit akan tetapi tehnik digital
sekarang memiliki pre-set pada semua penyetelan sirkuit terutama pada kamera studio modern.
Karena ukuran kamera studio sangat berat maka kamera studio biasanya terpasang pada dolly agar bisa berpindah atau digeser secara halus.
Kamera Broadcast Portable Kamera jenis ini lebih ramping, cocok untuk digunakan di studio maupun di lapangan. Dengan lensa zoom dan viewfinder
yang lebih besar maka kamera portabel juga digunakan di studio
produksi. Dan karena lebih ramping disbandingkan dengan kamera studio,
unit kamera ini bisa bekerja di lapangan secara langsung. Kamera
portabel memiliki semua sirkuit yang dibutuhkan serta memiliki
fungsi-fungsi yang otomatis. Kamera jenis ini juga memiliki videotape recorder sebagai bagian dari body kamera. Kamera Ringan atau Lightweight Camera Untuk
kebutuhan dilapangan produsen juga membuat jenis kamera yang ringan.
Hampir sama dengan jenis kamera portabel namun jenis kamera ini lebih
kecil lagi. Bisa digunakan secara hand-held atau memakai tripod. Kamera Kecil Kamera ini lebih populer dengan nama handycam.
Jenisnya kecil, dibuat karena untuk pertimbangan harga yang murah.
Digunakan untuk home use, handycam banyak dijumpai di pasaran. Sinematrography Elektronik Jenis
kamera ini adalah jenis kamera televisi yang didisain dengan karakter
yang menyerupai kamera film. Menggunakan tape yang selanjutnya di
transfer ke dalam bentuk seluloid. Bagian-bagian Kamera
Kamera televisi secara normal didisain khusus agar cocok untuk aplikasi tertentu. Sebuah kamera studio misalnya, memiliki viewfinder yang besar agar kameramen bisa dengan mudah mengoreksi fokus secara akurat. Seorang kameramen berita akan lebih nyaman dengan kamera yang kompak karena mudah untuk dibawa walaupun harus berpindah-pindah tempat. Lensa Lensa kamera merupakan “mata” yang berfugsi menerima gambar secara natural. Lensa kamera memiliki peyesuai area, lensa jenis ini disebut lensa zoom., tapi sistim lensa yang fix yang paling banyak digunakan. Beam Splitter (pembagi cahaya) Di dalam sistim tv warna, warna gambar natural sebenanya di bagi menjadi tiga versi identik yakni cahaya berwarna merah, hijau dan biru yang direflesikan dari sebuah subyek. Hal ini bisa dilakukan dengan tiga metode, yakni
- Dichroic mirror
- Prisma blok khusus
- atau Filter bergaris
Kontrol Kamera
Semua jenis kamera memiliki tiga urutan control :Untuk penyesuaian selama pengambilan gambarPenyesuaian kembali kondisi ketika perubahan diinginkanAtau ketika kamera “didiamkan sendirian”. Pada kamera studio sebagian kontrol distel di CCU yang terpisah dari kamera. Seorang CCU Man akan mengontrol terang gelap serta keseimbangan warna dan lainnya agar gambar yang dihasilkan bisa maksimal. Jadi seorang kameramen akan konsentrasi pada framing saja. Pertanyaanya, bagaimana kalau kameramen menggunakan kamera portabel atau kamera kombo ¿ Siapa yg menadjust setting kamera ¿ Jadi seorang kameramen harus memiliki kemampuan untuk menaddjust atau menyetel setting kamera. Lensa Kamera Lensa kamera adalah mata kamera atau jantung dari kamera itu sendiri, seorang cameraman harus konsen benar. Sistim pada lensa kamera secara normal memiliki tiga penyetelan atau adjustment yang bisa distel secara manual atau semi otomatis. Fokus, penyetelan jarak dimana gambar harus jelas/fokus.f-stop, penyetelan variable diafragma iris di dalam lensaZoom, merubah jarak focal (focal length) disesuaikan berapa banyak pemandangan/ gambar bisa dicapai. Secara keseluruhan yang bisa dilakukan pada control lensa adalah agar gambar atau shot bisa jelas/fokus, gambar bisa memiliki kedalaman atau depth of field yg baik, shot memiliki sudut yang baik, serta “besar kecilnya” gambar yang diinginkan. Sudut Lensa Umumnya layar televisi memiliki proporsi 4:3. Lensa kamera secara normal bisa mengkap gambar dengan proporsi yang sama, 4:3. Hitungan ini menjadi acuan bagaimana agar kita bisa memanfaatkan lens angle atau sudut lensa. Selain lensa yang normal, terdapat juga narrow lens untuk pengambilan gambar yang jauh serta widelens, untuk mendapatkan gambar lebih lebar lagi. Kontrol Zoom Control zoom berfungsi untuk mendekatkan atau menjauhkan obyek. Pada tombol ini terdapat kode W (wide angle) dan T (Telephoto). Jika tombol zoom ditekan di kode W maka gambar atau obyek kelihatan mendekat (zoom in), jika control zoom dg kode T yg ditekan maka obyek akan menjauh (zoom out). Fokus Untuk membuat gambar menjadi fokus, setel atau adjust lensa dg memutar ring fokus. Hal ini juga bisa disesuaikan dengan merubah control zoom. Fokus juga akan jauh lebih mudah jika obyek yg kita shooting memiliki cahaya yang cukup. f-numbers (f-stops) f-stop sebenarnya bisa dihitung. Ini persis seperti pada lensa photo still (tustel). Angka-angka tersebut adalah f/1.4 2 2.8 4 5.6 8 11 16 22 32. Dalam kenyataanya angka-angka tersebut bisa 3.5 4.5 6.3 biasanya digunakan. Sebagai contoh dalam bukaan pertama dari f/8 ke f/4 artinya gambar lebih terang empat kali lipat. Agar kita memiliki depth of field yang baik harus memiliki pencahayaan yang cukup. Exposure dan Iris Orang sering beranggapan kalau gambar yang bagus adalah gambar yang terang. Pada kenyataanya hal ini tidak selalu benar. Yang benar adalah jika obyek memiliki tones yang benar. Dalam kamera standar memiliki auto-iris, kalau fasilitas ini di aktifkan, maka secara otomatis lensa akan menyetelnya, rongga lensa terbuka. Fasilitas auto-iris bermanfaat ketika seorang kameramen harus berpindah-pindah tempat dimana pencahayaan belum tentu sama. Sayangnya, jika fasilitas ini dipakai kadangkala obyek menjadi tidak konstan. Jadi baiknya adalah fasilitas ini digunakan pertama kali, selanjutnya gunakan manual iris. Jika pindah lokasi atau pencahayaan berbeda lakukan dg auto iris kembali, estela itu kembali ke manual.
Jenis-jenis Mounting
Monopod
Tripod Kamera
- Tripod Collapsible
- Tripod Pneumatic
- Tripod Rolling atau Tripod Dolly
Pedestal Kamera
Pedestal Field
Pedestal Studio
Crane Kamera
- Crane-arm
- Motorized dolly
- Large crane
Mounting Khusus
Low shot (Low tripod, high hat, camera sled)
High Shot (Camera clamp, Hydraulic platforms, SkyCam)
Perlengkapan yang harus disiapkan sebelum shooting
Agar tidak ada perlengkapan shooting yang ketinggalan, biasanya dibuat Pre-rehearseal checkout list. Diantaranya :
- Preliminaries (kamera dicek apakah hidup ? atau perlu warm up terlebih dahulu)
- Kabel Kamera (yakinkan semua kabel bisa berfungsi baik)
- Mounting/tatakan kamera
- Viewfinder
- Cable guards (berfungsi untuk mengamankan kamera)
- Lens cap (penutup lensa), agar lensa tidak kena debu dsb.
- Focus (cek apakah fokusnya baik)
- Zoom (cek apakah zoom bisa berjalan normal)
- Batere Kamera
- Kaset
- Lampu
- Microphone
Pustaka :
- The Technique Televisión Production, Twelfth Edition, Peral Millerson. Focal Press
- The Work of The Motion Picture Cameraman, Hasting Houese
New York - Video Camera
Technique, American Cinematograher
Basic Camera Operation
Camera
video ada berbagai macam merk, bentuk, dan varian. Begitu juga media
penyimpanan gambar juga bermacam-macam. Contoh-contoh merk terkenal
antara lain: Sony, Panasonic, Phillip, Ikegami, JVC, dan lain-lain. Dari
berbagai merk tersebut masing-masing mempunyai beragam varian dan
bentuk. Mulai kamera amatir, semi profesional, dan kamera profesional.
Media penyimpanan gambar antara lain: Betacam, Dvcam, Dvc-pro, MiniDV,
maupun berbentuk card (kartu memori).
Bagi
pengguna pemula/amatir biasanya dengan mode auto sudah cukup untuk
mendapatkan gambar standar. Tatapi dalam kondisi tertentu, mode auto
tidak bisa kita pakai untuk mendapatkan gambar sesuai dengan kemauan
kita. Itulah sebabnya kenapa para Cameraman profesional sering
menggunakan mode manual dalam mengoperasikan kamera.
The Main Control
Ada enam control dasar pada kamera:
- Exposure:
- Aperture
- Shutter Speed
- (ND Filter)
- (Gain)
- Filter Colour
- White Balance
- Zoom
- Focus
- Audio Levels
Aperture, Shutter speed, ND Filter, dan Gain merupakan bagian dari exposure.
Exposure
Eksposure
secara sederhana dapat saya artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk
mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak
sangat terang (over exposure) harus diperhatikan:
·Aperture (diafragma)
Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu
sejumlah lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga
bisa dibuka dan ditutup untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke
lensa kamera. Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan
mengecil sesuai cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin,
lensa mengirim sinar maksimum de dalam kamera, sebaliknya kalau bukaan
iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit, sehingga sinar yang
masuk ke kamera jadi sedikit. Bukaan diafragma diukur dalam satuan
f-stop: f/1.4 – f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar,
lebih besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil. Pengaturan iris
secara manual dapat dilakukan dengan memutar ring iris di lensa kamera.
· Shutter Speed
Biasanya
shutter speed standar di kamera televisi 1/50. kecuali anda ingin
menggunakan efek shutter atau untuk mensinkronkan dengan objek, baru
Shutter Speed di posisi ON untuk selanjutnya bisa kita pilih sesuai
tujuan kita.
· ND Filter
Filter
ND (Neutral Density) berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar yang
terlalu kuat tanpa mempengaruhi kualitas warna cahaya. Filter ini
digunakan bila kondisi cahaya terlalu keras, seperti tengah hari yang
terik.
· Gain
Kebalikan
dari ND filter, Gain berfungsi apabila pengambilan gambar dalam keadaan
kurang cahaya, yang apabila dengan keadaan normal dengan bukaan f-stop
maksimal (f/1.4) masih under exposure. Dengan Gain kita bisa mengangkat
exposure secara digital, konsekuensinya gambar menjadi agak coral
(pecah).
Filter Colour
Berfungsi
untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk ke dalam kamera.
Umumnya kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna. Untuk
shoting di dalam ruangan dengan cahaya lampu tungsten (kemerahan) kita
pasang filter 3200ºK dan untuk shoting dengan penerangan cahaya matahari
kita gunakan filter 5600ºK.
Cahaya
matahari banyak mengandung warna biru. Kalau kita memasang filter no.2
(5600ºK) untuk matahari, sebenarnya kita memasang filter berwarna oranye
untuk mengimbangi warna biru pada matahari. Cahaya lampu bohlam lebih
mengandung warna merah, maka kita pasang filter no.1 (3200ºK) yang
berwarna kebiru-biruan.
Sumber
cahaya yang lebih tinggi intensitas sinarnya mengandung warna biru,
sumber cahaya yang intensitas sinarnya rendah lebih mengandung warna
merah. Perbedaan warna cahaya ini tergantung pada suhu dan diukur dengan
derajad Kelvin.
White Balance
Intensitas
cahaya berbeda-beda pada saat yang berbeda dan tempat berbeda dalam
sehari. Cahaya matahari di luar (daylight) mempunyai suhu kurang lebih
5600ºK, cahaya bohlam di dalam ruangan mempunyai suhu kurang lebih
3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai suhu antara 5000ºK-6000ºK. karena
intensitas cahaya sangat berbeda maka filter koreksi warna tidak bisa
menghasilkan warna putih yang tepat. Maka dari itu kamera video juga
dilengkapi dengan tombol untuk menyetel white balance. Cara termudah untuk white balance adalah
dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada
dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk
merekam adegan.
Cara menyetel white balance:
- Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting.
- Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja
- Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih
- Tekan tombol AWB (Auto White Balance)
- Kamera siap untuk merekam.
Catatan: kamera harus di white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah.
Bagi para cameraman profesional sering juga melakukan white balance dengan cara manual yaitu dengan mengatur Colour Temperature pada menu di kamera.
Zoom
Zooming
adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek secara optik,
dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang sempit
(telephoto) ke sudut lebar (wide angle).
Zoom in : mendekatkan objek dari long shot ke close up
Zoom out : menjauhkan objek dari close up ke long shot.
Zooming bisa dilakukan dengan dua cara:
Manual: dengan memutar ring zoom pada lensa
Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera sehingga terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera
Focus
Fokus
adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar
dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh
di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di
viewfinder dan monitor.
depth of field atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus.
Secara
teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas memudahkan cameraman
mengikuti gerakan objek. Bidang kedalaman yang sempit mengharuskan kita
untuk terus menerus follow focus apabila kamera atau objek bergerak.
Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).
3 hal yang menentukan depth of field :
1. Panjang Fokal Lensa
Semakin panjang fokal lensa = bidang kedalaman semakin sempit atau kata lainnya fokus semakin tipis.
2. f-stop/iris
Lebih besar bukaan iris (lebih kecil f-stop) = bidang kedalaman semakin sempit / fokus semakin tipis. Misal f/16 bidang kedalamannya lebih lebar dari f/2.0
3. Jarak kamera dengan objek
Semakin jauh jarak kamera dengan objek = semakin luas bidang kedalaman
Semakin dekat jarak kemera dengan objek = semakin sempit bidang kedalaman.
Audio Levels
Jangan
abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar, kualitas
audio juga tidak kalah pentingnya. Ingat Televisi adalah gabungan
antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa audio yang bagus akan sangat
mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan tidak sampai
kepada penonton.
Atur audio level jangan sampai under ataupun over (peak).
Wah kayanya teori melulu ya jadi pusing… tapi ini penting buat semua yang mau belajar mengoperasikan kamera video secara benar.
Mengoperasikan kamera adalah seni, jadi dibutuhkan taste dari setiap cameraman
HARGAILAH KARYA CAMERAMAN
Sumber
Follow Us : @andikeja dan Blog ini
kritik dan Saran :
Mention Ke Twitter : @andikeja
E-Mail Ke : andikeja@gmail.com
Terima Kasih Atas Perhatiaanya !
No comments:
Post a Comment