TEMPO.CO, Yogyakarta - Prototipe pembersih sampah sungai atau "Turbin Undershoot
Penyaring Sampah" tidak lahir dari aktivitas sibuk yang membuat pusing
layaknya persiapan Ujian Nasional. Karya yang mengantarkan tiga siswi
SMAN 6 Kota Yogyakarta menyabet medali emas kategori Green Technology di ajang International for Young Inventor (IEYI) pada awal Mei lalu itu lahir dari aktivitas gembira dan semangat coba-coba.
Elizabeth
Widya Niadianita, salah satu dari perancang alat pemungut sampah dari
aliran sungai itu, mengaku tidak ada beban saat merampungkan pembuatan
alat itu. Alat itu mulanya juga hanya dibuat untuk memenuhi tugas karya
ilmiah pelajaran muatan lokal riset di sekolahnya. "Modal iseng sih,
enggak ribet-ribet amat kok," kata pelajar program IPS yang baru saja naik kelas XII itu.
Niadianita
mengatakan, awalnya ide membuat karya untuk memecahkan solusi sampah di
sungai merupakan saran gurunya. Kata dia, saran itu disampaikan guru
pelajaran muatan lokal riset di sekolahnya karena mudah menang
kompetisi. "Tapi tidak ada target harus menang juga," kata dia.
Konsultasi
dengan guru itu kemudian mereka kembangkan lewat pengamatan langsung di
sungai. Kebetulan, lokasi SMAN 6 Kota Yogyakarta hanya berjarak 300-an
meter dari aliran sungai Code yang membelah kota Yogyakarta. "Di sana
memang banyak sampah, maklum dekat permukiman," ujar Niadianita.
Hasil
menggali informasi di internet, saat Niadianita dan dua rekannya masih
kelas XI, semula tidak memuaskan. "Belum ada alat khusus yang canggih
bisa memungut sampah dari sungai," ujar dia.
Karena terdesak
waktu ujian akhir sekolah di penghujung kelas XI, mereka akhirnya
menemukan gagasan sederhana, yakni menggerakkan sampah ke penampungan
dengan papan berjalan mirip ekskalator. Tidak disangka, proposal karya
ini ternyata lolos final IYEI 2013 di Malaysia. "Kami sudah kelas XII
dan lama tak mengutak-atik alat ini," ujar dia.
Tri Ayu Lestari,
rekan satu tim Niadianita, menambahkan informasi lolosnya karya mereka
ke IYEI Malaysia membuat mereka agak serius. "Maklum, kalau menang kan
hebat, kelas internasional," ujar dia.
Ayu mengatakan, mereka
kembali mengubek-ubek internet untuk mencari ide agar alat penyaring
sampah sungai makin efektif. Konsep "Turbin Undershoot" akhirnya muncul.
"Dengan perangkat ini makin banyak sampah ke arah putaran turbin dan
terangkut papan berjalan ke bak sampah," kata dia.
Kata Ayu,
timnya mengebut penyempurnaan karyanya sebulan penuh menjelang tenggat
akhir penyusunan laporan karya ilmiah ke panitia IYEI 2013 di Malaysia.
"Kami kerja banting tulang sekitar sebulan itu," kata dia.
Hasilnya,
kata Ayu, mengejutkan. Mereka memenangi medali emas kategori Teknologi
Hijau. "Kami benar-benar enggak menyangka," ujar dia.
Kata dia,
selepas memenangi kompetisi, gagasan yang muncul untuk penyempurnaan
alat itu makin menggebu. Dia membayangkan apabila alat itu terpasang di
banyak titik aliran sungai, masalah sampah penyebab banjir bakal tuntas.
"Kami mulai berpikir alat ini bisa berguna," ujar dia.
sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/07/08/061494377/Peduli-Sampah-Siswi-SMU-6-Yogyakarta-Meraih-Medali-Emas
pendapatnya :
No comments:
Post a Comment