Wednesday 24 July 2013

Peduli Sampah, Siswi SMU 6 Yogyakarta Meraih Medali Emas

TEMPO.CO, Yogyakarta - Prototipe pembersih sampah sungai atau "Turbin Undershoot Penyaring Sampah" tidak lahir dari aktivitas sibuk yang membuat pusing layaknya persiapan Ujian Nasional. Karya yang mengantarkan tiga siswi SMAN 6 Kota Yogyakarta menyabet medali emas kategori Green Technology di ajang International for Young Inventor (IEYI) pada awal Mei lalu itu lahir dari aktivitas gembira dan semangat coba-coba.

Elizabeth Widya Niadianita, salah satu dari perancang alat pemungut sampah dari aliran sungai itu, mengaku tidak ada beban saat merampungkan pembuatan alat itu. Alat itu mulanya juga hanya dibuat untuk memenuhi tugas karya ilmiah pelajaran muatan lokal riset di sekolahnya. "Modal iseng sih, enggak ribet-ribet amat kok," kata pelajar program IPS yang baru saja naik kelas XII itu.

Niadianita mengatakan, awalnya ide membuat karya untuk memecahkan solusi sampah di sungai merupakan saran gurunya. Kata dia, saran itu disampaikan guru pelajaran muatan lokal riset di sekolahnya karena mudah menang kompetisi. "Tapi tidak ada target harus menang juga," kata dia.

Konsultasi dengan guru itu kemudian mereka kembangkan lewat pengamatan langsung di sungai. Kebetulan, lokasi SMAN 6 Kota Yogyakarta hanya berjarak 300-an meter dari aliran sungai Code yang membelah kota Yogyakarta. "Di sana memang banyak sampah, maklum dekat permukiman," ujar Niadianita.

Hasil menggali informasi di internet, saat Niadianita dan dua rekannya masih kelas XI, semula tidak memuaskan. "Belum ada alat khusus yang canggih bisa memungut sampah dari sungai," ujar dia.

Karena terdesak waktu ujian akhir sekolah di penghujung kelas XI, mereka akhirnya menemukan gagasan sederhana, yakni menggerakkan sampah ke penampungan dengan papan berjalan mirip ekskalator. Tidak disangka, proposal karya ini ternyata lolos final IYEI 2013 di Malaysia. "Kami sudah kelas XII dan lama tak mengutak-atik alat ini," ujar dia.

Tri Ayu Lestari, rekan satu tim Niadianita, menambahkan informasi lolosnya karya mereka ke IYEI Malaysia membuat mereka agak serius. "Maklum, kalau menang kan hebat, kelas internasional," ujar dia.

Ayu mengatakan, mereka kembali mengubek-ubek internet untuk mencari ide agar alat penyaring sampah sungai makin efektif. Konsep "Turbin Undershoot" akhirnya muncul. "Dengan perangkat ini makin banyak sampah ke arah putaran turbin dan terangkut papan berjalan ke bak sampah," kata dia.

Kata Ayu, timnya mengebut penyempurnaan karyanya sebulan penuh menjelang tenggat akhir penyusunan laporan karya ilmiah ke panitia IYEI 2013 di Malaysia. "Kami kerja banting tulang sekitar sebulan itu," kata dia.

Hasilnya, kata Ayu, mengejutkan. Mereka memenangi medali emas kategori Teknologi Hijau. "Kami benar-benar enggak menyangka," ujar dia.

Kata dia, selepas memenangi kompetisi, gagasan yang muncul untuk penyempurnaan alat itu makin menggebu. Dia membayangkan apabila alat itu terpasang di banyak titik aliran sungai, masalah sampah penyebab banjir bakal tuntas. "Kami mulai berpikir alat ini bisa berguna," ujar dia.

sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/07/08/061494377/Peduli-Sampah-Siswi-SMU-6-Yogyakarta-Meraih-Medali-Emas

pendapatnya :

No comments:

Post a Comment