Wednesday 2 October 2013

Yuk Belajar Menjadi Seorang “JURNALIS”




           
Wartawan atau jurnalis adalah seorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/ dimuat di media massa secara teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet.
Walaupun sekarang anda masih duduk di bangku sekolah., tapi apa salahnya jika kita mulai belajar untuk menjadi seorang wartawan pemula atau seorang jurnalis,jika anda semua tertarik untuk memulai belajar menjadi jurnalis, Silakan anda ikuti artikel ini
..!
Berikut ini diulas cara menjadi wartawan pemula :
1. Siapkan Mental
Untuk setiap profesi sebenarnya dibutuhkan mental yang tangguh. Karena seseorang yang terjun pada profesi tertentu sudah melalui masa sekolah, kuliah, atau belajar mendalami bidang profesi tersebut. Sementara apa yang dipelajari di sekolah dan bangku kuliah itu biasanya masih dalam tataran teori yang pada kenyataannya sangat jauh dari praktik sehari-hari. Secara ilmu mungkin akan sama untuk teori dan praktik bahwa dalam menulis judul berita yang paling baik harus terdiri dari lima kata saja.
Tetapi untuk hal-hal lain seperti dimarahi karena narasumber tidak menyukai pertanyaan kita, ditegur oleh sesama rekan wartawan di lapangan karena pertanyaan kita dianggap tidak penting, atau dimarahi editor karena tulisan dan pertanyaan kita kurang mendalam, itu tidak dipelajari di kampus. Untuk itu mental menghadapi situasi-situasi seperti itu sangat diperlukan


2. Jangan Takut Salah
Meskipun ada yang mendelik sebal karena pertanyaan kita dianggap terlalu datar dan biasa, jangan diambil pusing. Tetap fokus saja pada isu yang ditanyakan dan jangan takut salah. Yakin deh, banyak wartawan di sekitar kamu yang pengetahuannya setali tiga uang atau bahkan lebih dangkal dibanding kamu. Tujuan kamu bertemu dan wawancara dengan narasumber adalah bertanya. Jadi tanya saja sebanyak mungkin untuk bisa memperoleh isu dan materi untuk menulis berita yang lebih banyak.
3. Banyak Baca
Nah, ini cara supaya tidak diamuk editor, dimarahi narasumber, atau dianggap remeh sama teman seprofesi di lapangan: banyak baca! Poin ketiga ini adalah hal wajib yang juga harus kamu lakukan karena membaca adalah modal untuk bertanya dengan narasumber maupun berdiskusi dengan editor untuk pemilihan angle berita. Dan tidak ada wartawan yang andal menulis jika tidak diimbangi dengan banyak membaca. Semakin banyak baca akan semakin kaya tulisan dan pemikiran kita. Dijamin, kamu akan jadi wartawan yang bisa mendapat kepercayaan dari narasumber dan jadi kesayangan editor.
4. Membiasakan Menulis
Wartawan seharusnya melewati proses seleksi melalui kemampuan menulis, bukan melalui serangkaian tes lain apalagi tes psikologi. Bahkan media sekelas The New York Times saja tidak pernah menggunakan tes psikologi dalam rekrutmen jurnalis baru di media tersebut. Karena pekerjaan utama wartawan adalah menulis, maka kemampuan menulis adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar. Kalau sekadar menulis, semua orang bisa. Tetapi apakah tulisan kamu enak dibaca atau tidak, itu yang harus dibuktikan. Media-media sekarang juga banyak yang sudah menempati urutan tertentu Alexa (untuk media online) tetapi masih saja tidak enak dibaca.
5. Jangan Fokus pada Satu Bidang
JENUH! Hal itu akan dialami oleh hampir semua orang yang bekerja, termasuk mereka yang berprofesi sebagai wartawan. Untuk membunuh kejenuhan, setiap orang memang memiliki cara sendiri mengatasinya. Tetapi sebisa mungkin, kamu jangan hanya fokus untuk mendalami satu bidang tertentu saja. Ada baiknya kamu mempelajari bidang lain sebagai penyegaran
6. Harus Tahu Etika Profesi
Wartawan atau pekerja media tidak selalu memiliki latar belakang kuliah di jurusan jurnalistik atau komunikasi. Hal ini tentu sah-sah saja, meskipun hal ini selanjutnya menjadi masalah tersendiri bagi mereka yang memiliki latar belakang keilmuan jurnalistik karena menambah saingan di dunia kerja. Bagi mereka yang mengambil jurusan ilmu jurnalistik atau komunikasi, mereka pasti sudah mempelajari etika jurnalistik

Untuk Mengurangi Kesalahan, Wartawan Harus Lakukan Hal Ini :
1. Rekam Wawancara dengan Narasumber
Media massa saat ini sudah tidak lagi memerhatikan kelengkapan peralatan untuk wartawan di lapangan. Padahal merekam wawancara dengan narasumber sangat penting, terutama bagi wartawan yang meliput di desk hukum untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti somasi yang dilakukan oleh narasumber.
2. Verifikasi
Penting bagi kamu melakukan verifikasi untuk setiap informasi yang kamu terima. Apalagi jika itu berkaitan dengan angka-angka, pasal-pasal dalam undang-undang, maupun nama dan jabatan narasumber/sumber berita. Verifikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti menanyakan kembali kepada narasumber mengenai angka yang disebutkan, atau membaca sendiri pasal yang dimaksud untuk memastikan bahwa pasal tersebut benar.
3. Baca Ulang Tulisan
Selesai menulis berita, jangan lantas dikirim ke editor atau redaktur. Sebisa mungkin, kamu harus disiplin dan teliti untuk membaca kembali tulisan kamu. Selain latihan untuk jadi editor, ini juga penting untuk melatih kemampuan menulis kamu sehingga tulisan kamu benar-benar enak dibaca.
4. Konsisten
Merekam, melakukan verifikasi, dan membaca ulang tulisan itu adalah tiga hal yang perlu kamu lakukan untuk menghindari kemungkinan kesalahan. Yang tak kalah penting adalah, kamu harus konsisten melakukan tiga hal itu. Sehingga kamu bisa benar-benar menjadi wartawan yang disiplin dalam ketelitian dan bisa dipercaya oleh narasumber maupun editor kamu.
Bagaimana? Sudah siap menjadi wartawan? Kalau begitu, Silakan MENCOBA !
Artikel By : Andi keja pratama
Follow Us : @andikeja dan Blog ini 
kritik dan Saran :
                   Mention Ke Twitter : @andikeja
                   E-Mail Ke : andikeja@gmail.com

Terima Kasih Atas Perhatiaanya !










No comments:

Post a Comment