Wartawan atau jurnalis adalah seorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara teratur
menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/ dimuat di media
massa secara teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam media massa, seperti koran,
televisi, radio,
majalah, film
dokumentasi, dan internet.
Walaupun sekarang anda
masih duduk di bangku sekolah., tapi apa salahnya jika kita mulai belajar untuk
menjadi seorang wartawan pemula atau seorang jurnalis,jika anda semua tertarik
untuk memulai belajar menjadi jurnalis, Silakan anda ikuti artikel ini
..!
..!
Berikut
ini diulas cara menjadi wartawan pemula :
1. Siapkan Mental
Untuk setiap profesi sebenarnya dibutuhkan mental
yang tangguh. Karena seseorang yang terjun pada profesi tertentu sudah melalui
masa sekolah, kuliah, atau belajar mendalami bidang profesi tersebut. Sementara
apa yang dipelajari di sekolah dan bangku kuliah itu biasanya masih dalam
tataran teori yang pada kenyataannya sangat jauh dari praktik sehari-hari.
Secara ilmu mungkin akan sama untuk teori dan praktik bahwa dalam menulis judul
berita yang paling baik harus terdiri dari lima kata saja.
Tetapi untuk hal-hal lain seperti dimarahi karena
narasumber tidak menyukai pertanyaan kita, ditegur oleh sesama rekan wartawan
di lapangan karena pertanyaan kita dianggap tidak penting, atau dimarahi editor
karena tulisan dan pertanyaan kita kurang mendalam, itu tidak dipelajari di
kampus. Untuk itu mental menghadapi situasi-situasi seperti itu sangat
diperlukan
2. Jangan Takut Salah
Meskipun ada yang mendelik sebal karena pertanyaan
kita dianggap terlalu datar dan biasa, jangan diambil pusing. Tetap fokus saja
pada isu yang ditanyakan dan jangan takut salah. Yakin deh, banyak wartawan di
sekitar kamu yang pengetahuannya setali tiga uang atau bahkan lebih dangkal
dibanding kamu. Tujuan kamu bertemu dan wawancara dengan narasumber adalah
bertanya. Jadi tanya saja sebanyak mungkin untuk bisa memperoleh isu dan materi
untuk menulis berita yang lebih banyak.
3. Banyak Baca
Nah, ini cara supaya tidak diamuk editor, dimarahi
narasumber, atau dianggap remeh sama teman seprofesi di lapangan: banyak baca!
Poin ketiga ini adalah hal wajib yang juga harus kamu lakukan karena membaca
adalah modal untuk bertanya dengan narasumber maupun berdiskusi dengan editor
untuk pemilihan angle berita. Dan tidak ada wartawan yang andal menulis jika
tidak diimbangi dengan banyak membaca. Semakin banyak baca akan semakin kaya
tulisan dan pemikiran kita. Dijamin, kamu akan jadi wartawan yang bisa mendapat
kepercayaan dari narasumber dan jadi kesayangan editor.
4. Membiasakan Menulis
Wartawan seharusnya melewati proses seleksi melalui
kemampuan menulis, bukan melalui serangkaian tes lain apalagi tes psikologi.
Bahkan media sekelas The New York Times saja tidak pernah menggunakan tes psikologi
dalam rekrutmen jurnalis baru di media tersebut. Karena pekerjaan utama
wartawan adalah menulis, maka kemampuan menulis adalah sesuatu yang tidak bisa
ditawar. Kalau sekadar menulis, semua orang bisa. Tetapi apakah tulisan kamu
enak dibaca atau tidak, itu yang harus dibuktikan. Media-media sekarang juga
banyak yang sudah menempati urutan tertentu Alexa (untuk media online) tetapi
masih saja tidak enak dibaca.
5. Jangan Fokus pada Satu Bidang
JENUH! Hal itu akan dialami oleh hampir semua orang
yang bekerja, termasuk mereka yang berprofesi sebagai wartawan. Untuk membunuh
kejenuhan, setiap orang memang memiliki cara sendiri mengatasinya. Tetapi
sebisa mungkin, kamu jangan hanya fokus untuk mendalami satu bidang tertentu
saja. Ada baiknya kamu mempelajari bidang lain sebagai penyegaran
6. Harus Tahu Etika Profesi
Wartawan atau pekerja media tidak selalu memiliki
latar belakang kuliah di jurusan jurnalistik atau komunikasi. Hal ini tentu
sah-sah saja, meskipun hal ini selanjutnya menjadi masalah tersendiri bagi
mereka yang memiliki latar belakang keilmuan jurnalistik karena menambah
saingan di dunia kerja. Bagi mereka yang mengambil jurusan ilmu jurnalistik
atau komunikasi, mereka pasti sudah mempelajari etika jurnalistik
Untuk Mengurangi Kesalahan, Wartawan
Harus Lakukan Hal Ini :
1. Rekam Wawancara dengan Narasumber
Media massa saat ini sudah tidak lagi memerhatikan
kelengkapan peralatan untuk wartawan di lapangan. Padahal merekam wawancara
dengan narasumber sangat penting, terutama bagi wartawan yang meliput di desk
hukum untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti somasi yang
dilakukan oleh narasumber.
2. Verifikasi
Penting bagi kamu melakukan verifikasi untuk setiap
informasi yang kamu terima. Apalagi jika itu berkaitan dengan angka-angka,
pasal-pasal dalam undang-undang, maupun nama dan jabatan narasumber/sumber
berita. Verifikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti menanyakan
kembali kepada narasumber mengenai angka yang disebutkan, atau membaca sendiri
pasal yang dimaksud untuk memastikan bahwa pasal tersebut benar.
3. Baca Ulang Tulisan
Selesai menulis berita, jangan lantas dikirim ke
editor atau redaktur. Sebisa mungkin, kamu harus disiplin dan teliti untuk
membaca kembali tulisan kamu. Selain latihan untuk jadi editor, ini juga
penting untuk melatih kemampuan menulis kamu sehingga tulisan kamu benar-benar
enak dibaca.
4. Konsisten
Merekam, melakukan verifikasi, dan membaca ulang
tulisan itu adalah tiga hal yang perlu kamu lakukan untuk menghindari
kemungkinan kesalahan. Yang tak kalah penting adalah, kamu harus konsisten
melakukan tiga hal itu. Sehingga kamu bisa benar-benar menjadi wartawan yang
disiplin dalam ketelitian dan bisa dipercaya oleh narasumber maupun editor kamu.
Bagaimana? Sudah siap menjadi wartawan? Kalau
begitu, Silakan MENCOBA !Artikel By : Andi keja pratama
Follow Us : @andikeja dan Blog ini
kritik dan Saran :
Mention Ke Twitter : @andikeja
E-Mail Ke : andikeja@gmail.com
Terima Kasih Atas Perhatiaanya !
No comments:
Post a Comment